Sukses Di Mataku
Juli 09, 2020Pemimpin Keluarga Masa Depan, Syaffa Ammar yang sedang belajar bisnis saat Mumubutikue launching produk Biskuit Kopi di Festifal Kopi Internasional Danau Toba, Parapat |
Sukses adalah…
Dalam KBBI defenisi sukses adalah
: berhasil atau beruntung.
Bicara soal keberuntungan Dan keberhasilan tentu
setiap orang beda beda parameter nya. Tergantung bagaimana dia dibentuk dan
siapa lingkungan yang membentuknya.
Jika hidup bersama orang orang kapitalis, tentu
ukuran sukses sesuai paradigma kapitalis juga. Jika hidup di lingkungan santri
maka pola pikir dan budaya sukses yang terbentuk adalah sesuai bacaan dan ilmu
para santri pula.
Dari banyak literatur, ukuran sukses manusia
sekarang ini sangat dipengaruhi kapitalis. Mengapa? Karena banyak orang di
dunia ini dibentuk dari nilai nilai yang dianut pendahulunya dan nyaman dengan
nilai tersebut.
Sistem yang terbangun saat ini menggiring kearah
sana. Sukses menurut kapitalis itu ukurannya sbb :
1. Akses
terhadap kesehatan yang lebih baik
Kapitalisme memberi pilihan lebih
banyak. Bisa mengkonsumsi makanan rendah lemak, makanan organic dan makanan
tradisional. Orang bisa menikmati rekreasi di berbagai taman hiburan meski
sifatnya berbayar sekalipun. Orang pun termotivasi untuk hidup sehat berkat
media yang marak di tengah masyarakat kapitalis, yang identik dengan kehidupan
demokrasi yang lebih baik. Ini membuat orang hidup lebih sehat dalam skema
kapitalisme, karena mudahnya upaya membuka peluang bisnis dan usaha.
2. Manusia memiliki derajat yang
sama
Apapun latar belakang keluarga kita,
setiap orang di sistem kapitalisme memiliki hak dan peluang yang sama untuk
menjadi sukses dan besar. Prinsip paling mendasar dari kapitalisme adalah
semakin keras upaya yang dilakukan maka semakin besar pula hasil yang bisa
didapatkan. Salah satu contoh kesuksesan di sistem kapitalisme ditunjukkan oleh
Li Ka Shing yang kabur dari Cina Daratan di tahun 1940 dan masuk ke Hong Kong
tanpa membawa uang dan harta benda sepeser pun. Ditinggal mati ayahnya, Li
kecil harus meninggalkan bangku sekolah di usia 14 tahun dan kerja 16 jam
setiap harinya di sebuah pabrik plastik. Kemudian akibat kerja kerasnya dan
ketelitiannya yang tinggi membuatnya
berhasil mendirikan Cheung Kong Industries di tahun 1950an dan saat ini
memiliki kekayaan sebesar 26,5 miliar dolar AS.
3. Tidak bertentangan dengan
naluri dan watak manusia
Salah satu argumen mengatakan
bahwa kapitalisme sangat cocok dengan manusia karena sesuai dengan watak
manusia pada umumnya, yakni kerakusan. Tidak bisa dipungkiri bahwa perekonomian
global digerakkan oleh mereka yang haus akan kekayaan pribadi dan ingin meraup
keuntungan besar agar semua kebutuhan mereka terpenuhi. Tidak hanya itu, sifat
tamak akhirnya berhasil menciptakan kompetisi yang merupakan hal terpenting dan
paling bertanggung jawab atas kemajuan manusia sebagai makhluk hidup yang
berpikir. Kompetisi ini banyak sekali contohnya. Misalnya pembuatan mobil jeep.
Ternyata produk ini diciptakan Amerika Serikat guna memenuhi kebutuhannya
selama Perang Dunia II.
4. Kebebasan
Tawaran yang diberikan sistem
ekonomi kapitalis sangat menarik bagi sebahagian orang, salah satunya seseorang
itu bebas menjadi manusia yang dia inginkan tak perduli
bagaimana latar belakangnya, menyalahi aturan atau tidak. Hal semacam ini tidak mungkin dicapai dan
dipenuhi oleh negara yang berbasis sosialisme. Apa yang diinginkan oleh negara,
itulah yang harus dilaksanakan oleh warganya. Tidak suka dan tidak mau memenuhi
keinginan negara, jawabannya hanya berupa persekusi, hukuman dan sanksi.
5. Memungkinkan adanya
pertumbuhan
Hal lain yang diberikan oleh
kapitalisme adalah memungkinkan pertumbuhan ekonomi secara eksponensial. Fakta
paling mendasar perekonomian adalah semakin besar uang yang dihasilkan oleh
sebuah perusahaan, maka semakin besar dana yang bisa diinvestasikan untuk
memenuhi produksi, yang pada akhirnya memungkinkan pendapatan lebih besar.
Jadi, selama tidak ada masalah dan bencana di perusahaan tersebut, pertumbuhan
ekonomi masih sangat mungkin terjadi dan dicapai selama mau bekerja keras dan
cerdas.
Sebagai Umat Islam, apakah ukuran sukses seperti
ini sudah benar dan cukup? Wawlahua'lam.
Kembali lagi ukuran cukup tidak cukup kita diatur oleh ilmu dan kita yang dipegang oleh masing masing
individu. Jika yang dipegang adalah buku buku karya manusia, tokoh tokoh lintas
agama, tentu dunia yang hanya merupakan
perhiasan ini mengukur sukses lebih kepada kemewahan tanpa batas, asset yang
tidak habis hingga 21 keturunan, dan lain lain yang pada akhirnya kita tidak
bawa ke liang lahat.
Hari ini, sukses di mata manusia kebanyakan
ukurannya jumlah yang mampu dihasilkannya perdetik. SubhanAllah. Hidup ini
memang benar benar pilihan.
Main lumpur, main api ataupun main air, masing masing ada konsekwensinya. Main lumpur
berpotensi kotor, main api bisa terbakar, main air juga bisa hanyut.
Proses Aku
Mengenal Sebenar-benarnya “Sukses”
Buku, turut membentuk pola pikir dan habit yang
terbangun dalam kehidupanku. Dalam
proses perjalanan hidupku yang tidak mudah, patuh pada perintah orang tua,
mengabdi pada keluarga, menjadikan aku butuh referensi banyak untuk mendukung
setiap keputusan. Beda zaman dan lingkungan, beda pula jenis buku
bacaanku. Dalam perjalanan hidupku,
sebagai anak perempuan dari papa mamaku sebetulnya banyak mengalami kekecewaan.
Sejak kecil, Aku dibentuk menjadi anak perempuan mandiri, harus bisa
mengerjakan baik pekerjaan perempuan maupun laki laki karena faktanya, papaku
yang notabene adalah orang Mandailing dimana buat suku ini anak laki laki
adalah segalanya justru tidak memiliki anak laki laki. Bagi mereka aku harus
tumbuh menjadi orang yang sangat kuat agar bisa menjadi pembela bagi adikku
yang juga perempuan dan keluarga. Setelah Aku tumbuh mandiri, berprestasi dan
menjadi orang yang speak up, Mama justru ingin aku kembali kepada fitrah perempuan
yang fokus pada pendidikan anak, patuh pada suami dan berkarya dari rumah.
Banyak kesempatan yang bagi sebahagian orang adalah kesempatan langka, tidak
bisa aku rasakan. Sempat menolak beasiswa sekolah diJepang, memutuskan tidak
mengambil kesempatan kuliah Di UI padahal sudah lulus waktu itu, hingga batal
bekerja di Singapore hanya gara gara menurut pada mama yang tidak ridho anak
perempuan hidup di luar rumahnya.
"Ika sekolah harus setinggi tingginya,
tapi selagi Masih Ada pekerjaan Di Dalam rumah, Gak perlu ika bekerja dilaut,
apalagi sampai kr langit Sana. Kelak, ika lebih dibutuhkan Dan membutuhkan
keluarga daripada itu semua", perintah mama waktu itu. Padahal, ia
bekerja Di perusahaan BUMN untuk membantu papa menghandle perekonomian keluarga. Dan Aku yang mengidolakannya,
tentu sangat ingin jadi seperti dia. Huft!
Sempat tak ikhlas dengan keputusan itu, kemudian aku yg beranjak dewasa
akhirnya menurut saja.
Walaupun pada satu periode mama akhirnya berdamai
ketika aku memutuskan ingin bekerja di bank
Setelah
melaksanakan sholat memohon petunjuk barangkali selama dua puluh jam tanpa
henti, pukul 4 pagi mama mendatangi kamarku sambil bilang : "Seumur hidup ika mengabdi
pada keluarga ini, menurut sama mama dan papa tidak membantah sedikitpun, Gak
adil rasanya mama menghalangi langkah ika yg mau belajar kerja. Walau mama
kurang setuju sama institusinya, yaudahla karena ika sudah dewasa, bisa
menanggung dosa sendiri, silahkan lakukan kemauan ika, tapi, jangan lupa
kembali ke mama dan papa kalau ika ingin pulang"
Waktu itu, Aku bangga luar biasa karena mampu
membuktikan diri bahwa aku bisa. Menurutku waktu itu, itulah bentuk kesuksesan
seorang anak di mata orang tua. Lulus kuliah dengan nilai baik dan bekerja di
perusahaan yang punya nama baik secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
Salahnya aku, Aku tidak melibatkan Allah dalam
kondisi itu. Saat itu, Aku masih berfikir, Aku bisa melakukan semuanya karena
kemampuanku, karena ilmu yang aku punya dan Karena aku bekerja keras.
Salah? Mungkin iya. Karena aku juga tumbuh dan
berkembang dengan nilai nilai seperti itu. Agama is agama, life is life. Ibadah
tidak bersinergi dengan kehidupan. Kenapa tidak bersinergi? Karena takut dan
tidak siap untuk mensinergikannya. Jika diintegrasikan nilai nilai agama dalam kehidupan,
maka banyak hal hal yang sebelumnya bebas dilakukan jadi mulai tak bisa lagi
dikerjakan. Karena APA Yang diatur dalam agama belum tentu bisa diwujudkan
dalam kehidupan nyata.
Makanya memang, Kita butuh mental Yang sangat kuat
untuk menerima ilmu. Terlebih orang orang yang sebelumnya dekat dengan
kehidupan hedon seperti Aku. Beruntung, Aku masih dikasi Allah kesempatan
bertemu hidayah tanpa diminta. Disinilah Aku meyakini bahwa tingkah laku itu
investasi dunia akhirat. APA APA yang terjadi pada diriku hari ini, mungkin
sumbangan dari berbagi kebaikan Yang dilakukan orang tuaku semasa hidupnya.
Kata Allah dalam QS
Arra'du 13 : “Tidak akan berubah nasib suatu kaum jika dia tidak
mengubahnya sendiri.”
Ayat ini sering digadang gadang orang. Tapi tak
mudah mengejawantahkannya. Butuh kemauan dan tekad yang kuat untuk bisa
menjadikannya kenyataan.
Sukses itu
harus berkaitan dengan fitrah
Dalam banyak buku yang Aku baca sejak dulu, tak pernah disebutkan sukses itu merupakan
kehendak Allah, melainkan seserius apa kita mempraktekkan teknik teknik menuju
kesuksesan yang sudah dirumuskan para ahli hahaha
Hanya dengan bekerja keras, mengelola pola pikir, kita
akan sukses. Tak ada Allah dalam buku buku yang aku baca itu. Tak satu
kalimatpun menyatakan bahwa kita hanya mampu berencana, tapi semua ketentuan
ada di tangan Allah. Sekali lagi, life is
life, ibadah adalah aktivitas yang berbeda lingkup dengan aktivitas lain
dalam kehidupan.
Seiring dengan berjalannya waktu, sudah berganti
lingkungan juga, Aku mulai belajar mengubah diri dan pola pikir yang berbeda
dari sebelumnya. Kalau dulu Aku hanya menjalankan agama dengan sebagaimana
adanya yang diajarkan orang tua saja, sekarang mulai menjadi kebutuhan sehingga
sudah harus belajar benar benar jika ingin mengetahui tentang sesuatu. Yang
pertama kali aku perbaiki adalah akhlak ku terhadap Allah. Belajar kembali soal
fitrah perempuan, untuk apa perempuan diciptakan Allah dimuka bumi ini, dan
sebagainya. Buatku sangat penting memperbaiki diri sendiri agar Aku bisa dengan
bahagia menularkan hal hal baik untuk anak anakku. Kesadaran sebagai manusia
berTuhan, terus Aku pelihara hingga kapanpun dan sedang proses mengajak anak
anak juga. Kalau suami? Oh itu guru buat kami. Justru diri dan pola hidup
suamiku lah yang jadi inspirasinya. Aku menyaksikan bertahun tahun bagaimana
dia berTuhan. Bagaimana Allah ada Dalam setiap langkah kehidupannya tidak hanya
dalam ritual ibadah saja. Ini salah satu PR besar buat Aku menjadikan anak
anakku seperti itu juga.
Semuanya harus dikembalikan kepada fitrah.
Apa sih fitrah itu? Fitrah itu berasal Dari Bahasa
Arab Yang berarti membuka atau menguak. Fitrah mempunyai makna asal kejadian,
keadaan yang suci dan kembali ke asal.
Dalam hadist riwayat Bukhari, Rasul bersabda :
"Setiap manusia dilahirkan ibunya atas fitrah, kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani Dan Majusi." Terus terang pelajaran
ini pertama kali aku dapat dari suamiku di awal awak pernikahan kami. Ini juga
jadi cikal bakal ilmuku dalam menghandle Syaffa Dan Ammar. Dalam pandangan
Islam, orang tua harus terus menumbuhkembangkan anak agar tetap memegang teguh
pada Tauhid dan menjadi Muslim yang baik serta bangga pada Rasulullah dunia dan
akhirat. Untuk bisa mendudukkan hal hal ini, tidak bisa disubkan kepada orang
lain. Tidak cukup hanya dengan membayar uang sekolah ya saja lantas ketauhidan
bisa menjadi darah daging dalam tubuhnya. Dibutuhkan peranan orangtua sepanjang
masa mulai dia kecil. Menghafal, menjalankan ritual agama tidak jaminan ruhnya
juga mendapatkan vitamin yang sama.
Dan untuk mendidikkan ini pada generasinya, seorang
ibu harus berhasil mendidik dirinya sendiri terlebih dahulu.
Suksesnya
seorang Aku dimataku
Sebelum tulisan ini diunggah, Aku sempat sharing
dengan banyak sahabat perempuan soal ukuran sukses. Guruku, Umi Kurniasari
Mulia bilang untuk etape pra akil baligh Aku bisa masuk ke dalam kategori ibu yang sukses.
Walaupun tetap PR besar mensukseskan masa akil baligh hingga dewasa anakku
nanti.
Untuk menyelesaikan PR PR ku sejak dulu, Aku
berusaha realistis, tidak memaksa, menyesuaikan kapasitas diri sambil terus
belajar memantaskan diri dan berusaha membuat langkah langkah yang lebih
kongkrit dalam prosesnya.
Misalnya : bercita
cita memiliki anak yang soleh. Menurut Aku, statement ini harus diikuti aksi
yang nyata. Gak cukup hanya mengantarkannya masuk sekolah mahal saja trus
tenang tenang cari duit dengan alasan duitnya buat anak.
Adab dulu baru ilmu |
Soleh itu ukurannya apa? Apakah sholat 5 waktu,
puasa Ramadhan, zakat, itu sudah cukup? Nah, untuk lebih kongkrit dalam mewujudkan
perkara anak soleh ini aksi yang aku lakukan pada tahap pra akil baligh anak
anak antara lain :
1. Ibu berupaya sholat di awal waktu disaksikan
oleh anak
2. Ibu melibatkan Allah dalam setiap perkataan dan
perbuatan dihadapan anak.
3. Ibu mengaji di setiap selesai sholat subuh Dan
maghrib dihadapan anak.
4. Ibu rutin bersedekah ditemani anak
5. Ibu menghitung zakat yang harus dikeluarkan
dibantu anak
6. Ibu menjelaskan alasan alasan bertindak Karena
Allah kepada anak
7. Ibu sahur dan mengerjakan puasa Ramadhan dan
puasa sunnah lainnya dihadapan anak.
8. Ibu mengajak anak menyiapkan panganan berbuka
puasa sambil bercerita tentang makanan halal dan haram kepada anak.
Membuka, menutup outlet dan mengikuti proses operasional Mumubutikue, menjadi media belajar Syaffa Ammar untuk memahami bagaimana orang dewasa menjemput rezeki halal. |
Sambil menanamkan perihal seperti ini, ibu juga
harus punya banyak waktu untuk mengawasi dan memastikan informasi seperti ini
tidak hanya selesai pada tahap mendengar saja tetapi juga melakukan dengan
sepenuh hati dan ikhlas.
Atau hal konkrit lain yang harus dilakukan misalnya
statement “ingin tunduk patuh pada suami”
Buktinya apa? Kalau yang aku lakukan untuk
mewujudkan ini dalam keluarga kami :
- Menurunkan
nada suara lebih rendah dari sebelumnya.
- Melepaskan
pekerjaan yang sudah lama dijalani untuk pulang ke rumah agar bisa mengabdi
pada keluarga sebagaimana mestinya.
- Lebih
berhati hati mempergunakan uang dari sebelumnya. Diupayakan mempergunakan harta
suami hanya untuk hal hal yang tidak berat hisabnya di kemudian hari.
- Memperbaiki
diri terus menerus lillahi ta’ala agar benar benar bisa tercipta suasana damai
dalam rumah tangga, dan anak anak terkontaminasi kearah yang lebih baik.
- Tidak mengulangi kembali hal hal yang menimbulkan ketidaknyamanan dan keresahan pada suami.
Dan lain lain.
Di mataku, masalah patuh ini bukan
sekedar minta izin keluar rumah lagi, karena aku sudah lebih dari cukup untuk
di sebut dewasa sehingga hal hal semacam itu sudah menjadi hal yang seharusnya
tidak perlu dipertanyakan lagi.
Dengan melakukan semuanya apakah Aku sudah sukses?
Sampai di etape ini lumayanlah karena untuk menghadapinya Aku sudah berani
meninggalkan pekerjaan sebelumnya untuk menjemput rezeki yang dalam banyak
literatur insyaallah lebih halal, setidaknya sekarang aku lebih merdeka dalam
mengambil keputusan yang akhirnya bisa disesuaikan dengan fitrahku sebagai ibu.
Tapi kalau benar benar sukses terus terang belum hahaha.. karena masih banyak
tugas di depan Yang jauh lebih berat yang belum tahu akan aku jalani sebaik
apa.
Tapi walaupun belum sukses benar mengerjakannya Aku
puas bahwa ukuran suksesku hari ini tak lagi buku buku populer yang
pengarangnya saja jangankan pengikut Rasul, mengenal saja tidak. Setidaknya Aku
bersyukur ukuran sukses dimataku sekarang patokannya Alquran dan sunnah walau
ternyata mewujudkannya Masyaallah susahnya.
Jadi saat ini sukses dimataku untuk seorang
perempuan adalah jika dia sudah
menyelesaikan tugas tanggung jawabnya sebagai anak, sebagai saudara kandung,
kemudian berhasil mengalahkan dirinya sendiri untuk tunduk patuh pada suaminya,
mendukung pergerakan suaminya dengan ikhlas, menjadi madrasah bagi anaknya
dengan fokus maksimal dan menghiasi rumahnya dengan kedamaian. Setelah itu,
perkara hasil yang didapat keluarganya, murni hak prerogatif Allah.
Bagaimanapun kami sekeluarga sedang belajar bersama
menerapkan bahwa agama itu bukan hanya hiasan mulut dan jari semata. Betapa
dengan bersama sama, kami sangat menikmatinya.
Aku demikian, bagaimana dengan kalian? Semoga kita diberi kesempatan untuk menjadi sukses sebagai anak, istri dan ibu dunia akhirat. Amin.
7 komentar
Awq nti belajar sama mamika, cemana nti oza gede,, sering2lah kenjemadi nih keknya
BalasHapusMacam kenal sama yg difoto foto itu ya..
BalasHapusMembaca artikel kakak, membuat awak teringat pas lagi di kede nunggu mama pulang. Ibu-ibu ada yang berstatement
BalasHapus"Enak kali rasanya liat anak orang sukses begitu, anakku cuma di rumah aja.."
Tetiba awak baper,
Apakah emak awak berpikir sama dengan ibu itu ya?
Ya Allah jadi baper berkepanjangan. Semoga emak awak lebih maju dari hanya berpikir kapitalis. Sukses cuma diukur dari banyaknya duit, karir melejit
Lengkap x ulasannya Kak... Kebayang nnti Syaffa & Ammar jd pengusaha sukses sesuai doa dan harapan mamanya ya... Aamiin
BalasHapusAdem bacanya kak ee, awak merasa tertampar juga, mmg yg paling sulit jd istri sholehah itu ya taat pada suami, huhu, klo gak ngaji awak, dah lah sesat. Alhamdulillah skrg jauh lbh tenang. ❤️
BalasHapusKadang menurut kita blm sukses, tp menurut orang udah. Dan sebaliknya. Saya kadang punya target kecil2. Jd kl dah di capai brarti sukses unt hal tsb hehe
BalasHapusHowever, notice that you’ll need to supply paperwork like ID to make your first withdrawal. If you’re able to make that first deposit, notice that the minimum deposit quantity is 카지노 사이트 R100 for any technique. Just use the free spins and withdraw your winnings should you get any. However, make sure you|ensure you|be sure to} deposit {at least|a minimum of|no less than} R100 to qualify for this welcome bonus. Global Brands Magazine is quantity one} manufacturers journal providing opinions and news associated to various manufacturers across the world.
BalasHapus