Pengabdian Masyarakat - Menularkan Semangat Wirausaha Sederhana di Panti Asuhan
Juni 29, 2020
Tentang Panti Asuhan
Menurut Depsos RI (2004: 4), Panti Sosial Asuhan anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak telantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak telantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas,tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadianya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita- cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional‟
Sedangkan Gospor Nabor (Bardawi Barzan:1999: 5): “Panti asuhan adalah suatu lembaga pelayanan sosial yang didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat, yang bertujuan untuk membantu atau memberikan bantuan terhadap individu, kelompok masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup”.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menerangkan bahwa panti asuhan adalah rumah tempat memelihara dan merawat anak yatim atau yatim piatu.
Adapun dasar hukum perlindungan anak di Indonesia tercantum dalam UU Perlindungan Anak, Pasal 20, dinyatakan bahwa “Negara, Pemerintah, Masyarakat, Keluarga dan Orang Tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Perlindungan Anak”.
Di dalam panti asuhan inilah anak anak yang menjadi penghuni panti diajar dan dilatih untuk mengembangkan kreativitas atau potensi yang
selama ini terkubur dalam dirinya. Setelah mereka mengetahui kreativitas apa
yang dapat mereka buat, maka mereka akan memperaktekkan di dalam kehidupannya
disaat mereka keluar dari panti asuhan tersebut.
Berdasarkan hasil pantauan di lapangan dan beberapa
literatur yang menerangkan suasana kehidupan di beberapa panti asuhan termasuk panti asuhan putri yang menjadi lokasi pengabdian kali ini, mereka benar –benar menggantungkan hidup pada donasi dari para donatur
yang ditanggungjawabi secara penuh oleh pihak pengurus panti asuhan. Dengan
demikian, perlu dilakukan penambahan program pendidikan informal untuk membantu
warga panti asuhan tersebut agar memiliki referensi wirausaha. Sehingga mereka
bisa memiliki kehidupan yang mandiri secara financial kedepannya. Kurang lebih
100 orang putri yang menetap tinggal di sana mulai TK hingga usia Perguruan
Tinggi.
Bekerjasama dengan Komunitas untuk melakukan Pengabdian Masyarakat.
Adalah TDA, Komunitas Bisnis Tangan Di Atas yang merupakan sebuah komunitas tempat bergabungnya para wirausahawan Indonesia yang didirikan pada Januari 2006 oleh
Badroni Yuzirman dan 7 pengusaha lainnya. TDA mempunyai visi membentuk
pengusaha-pengusaha tangguh dan sukses yang memiliki kontribusi positif bagi
peradaban. Sampai 2013 telah bergabung tidak kurang dari 15.000 member di TDA
dan diantaranya terdapat sekitar 4.000 member terdaftar. Sampai tahun 2013, TDA
telah hadir di 50 kota di seluruh Indonesia dan di 4 negara yaitu TDA Hongkong,
TDA Mesir, TDA Singapura dan TDA Australia.
Dewan Pendiri TDA sesuai yang
tertulis di AD/ ART dan sekaligus orang orang yang menandatangani Akta Notaris
Pendirian, yaitu:
1.
Haji Nuzli
Arismal (lebih dikenal dengan panggilan Haji Alay)
2.
Badroni Yuzirman
3.
Iim Rusyamsi
4.
Agus Ali
5.
Hasan Basri
6.
Hertanto Widodo
7.
Abdul Rahman
Hantiar
Untuk pelaksanaan kegiatan sosial sebagai
bentuk kepedulian TDA kepada masyarakat, program ini ditangani oleh divisi TDA
Peduli. TDA peduli Cabang Medan untuk
tahun 2019-2020 mengagendakan kegiatan selama satu tahun penuh di Panti Asuhan
tersebut untuk memastikan kegiatan berjalan berkelanjutan dan berdampak pada warga
panti asuhan tersebut. Adapun kegiatan yang akan dilakukan disana TDA yang
beranggotakan praktisi bisnis yang sudah malang melintang di dunia wirausaha
secara bergiliran menjadi fasilitator sesuai bidang bisnisnya masing –masing.
Target Kegiatan Pengabdian Masyakarakat bersama TDA Peduli
Kegiatan ini memiliki tujuan jangka panjang
bagi warga panti asuhan putri Aisiyah. Harapan yang diinginkan melalui kegiatan
ini adalah anak – anak tersebut mampu memulai usaha sesuai passionnya masing
masing dengan pendampingan para expert.
RENCANA KEGIATAN PROGRAM KERJA SAMA TDA PEDULI MEDAN
DENGAN PANTI ASUHAN PUTRI AISIYAH KOTA MEDAN
No
|
Bulan
|
Kegiatan
|
Materi
|
|
1
|
Desember 2019
|
Kelas Motivasi
|
Memulai Usaha mulai dari nol- 4 x pertemuan- Siska
HAsibuan, S.Sos, M.Pd
|
|
2
|
Januari 2020
|
Kelas Ketrampilan
|
Membuat bros dari bahan kain perca
4x pertemuan – Siska Hasibuan S.Sos,M.Pd
|
|
3
|
Februari 2020
|
Kelas Menulis
|
Belajar menulis blog
|
|
4
|
Maret 2020
|
Kelas memasak
|
Membuat nugget pisang
|
|
5
|
April 2020
|
Kelas Tausiyah
|
Pengenalan diri sebagai
muslimah
|
|
6
|
Mei 2020
|
LIBURAN LEBARAN
|
||
7
|
Juni 2020
|
Kelas Ketrampilan
|
Membuat kreasi
dari bahan planel
|
|
8
|
Juli 2020
|
Kelas Memasak
|
Membuat bronis kukus
|
|
9
|
Agustus 2020
|
Kelas Ketrampilan
|
Membuat kreasi
dari bahan daur ulang
|
|
10
|
September 2020
|
Kelas Memasak
|
Membuat kreasi
dari martabak mini manis
|
|
11
|
Oktober 2020
|
Kelas Ketrampilan
|
Membuat kreasi
dari pita
|
|
12
|
November 2020
|
Kelas Ketrampilan
|
Merajut
|
|
13
|
Desember 2020
|
Kelas Coaching
|
Managemen usaha
|
|
Materi Pembuka
Pada tahap awal pertemuan dilakukan pendekatan (bonding)pada warga panti asuhan.
Aktivitas ini dilakukan untuk membangun kedekatan antara peserta
kegiatan dengan fasilitator. Selain itu, fasilitator juga ingin mengekplorasi
sejauh mana pandangan anak anak panti terhadap dunia wirausaha dan hal hal
baru. Dengan menjalani proses ini
akhirnya fasilitator mendapatkan kesimpulan bahwa untuk masuk menjadi bagian
dari warga panti walaupun untuk kegiatan postif tidak mudah diterima oleh
mereka. Di bagian ini materi materi yang disampaikan adalah sebagai berikut :
-
Apa yang menjadi
cita cita mereka
-
Ruang lingkup
wirausaha
-
Pendapat mereka
tentang wirausaha
-
Mengenalkan orang
orang sukses melalui karya karya nya di masyarakat.
-
Bagaimana memulai
wirausaha dengan modal minim
Materi
membuat bross dari kain perca
Di tahap ini anak
anak panti diberikan pengenalan bisnis daur ulang dari nol.
Bahan yang
diperlukan :
- Kain perca
- Gunting
- Benang
- Jarum
- Lem tembak
- Mote mote
Bahkan anak anak
ini mulanya tidak bisa menggunakan jarum jahit.
Setelah
pengenalan alat dan bahan, peserta kegiatan diajarkan membuat aksesoris dari
kain perca yang layak jual dengan modal yang murah. Dimulai dari bentuk paling
sederhana.
Pengalaman adalah guru yang terbaik
Belajar
membuat aksesoris kain dari perca
Hasil Kegiatan
Dalam kurun waktu
pelaksanaan selama dua bulan, setidaknya warga panti asuhan telah berhasil
mempraktekkan materi yang telah diberikan. Namun, keberhasilan tidak bisa
didapat secara instan. Harus dilakukan latihan lebih intensif untuk bisa mahir
berwirausaha. Tidak mudah untuk mengajak dan memotivasi warga panti dengan
jiwa wirausaha. Butuh waktu yang tidak sebentar dan pendampingan yang terus
menerus. Saran yang diberikan kepada pihak panti adalah : diharapkan kedepannya
pengurus panti dapat memfasilitasi peserta kegiatan yang ingin memulai usaha.
Contoh fasilitas yang dibutuhkan seperti : ruang untuk membuka lapak karya
mereka dan memperkenalkan hasil karya kepada pihak eksternal.
Semoga harapan ini dapat
terealisasi.
Sebahagian karya anak panti
0 komentar