Pengabdian Masyarakat- Mengubah Sampah Menjadi Emas
Juni 29, 2020Tentang Sampah
Di tulisan sebelumnya saya pernah menyinggung bagaimana fenomena tentang sampah ini sudah sangat meresahkan di negara ini sehingga ditetapkan Bulan Februari menjadi Hari Sampah Indonesia.
Baca :https://www.siskahasibuan.com/2019/02/peringatan-hari-sampah-nasional-di-kota.html
Masyarakat Pulau Berayan Medan merupakan bagian dari masyarakat Medan. Sebagai anggota masyarakat, Komunitas lingkungan 1 P. Berayan
merupakan masyarakat yang dekat dengan sampah. Disana, terdapat Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah di daerah tersebut. Selain TPA, ada juga
masyarakat berkesadaran sampah yang tinggi membentuk Bank sampah bernama Laskar
Pelangi yang pusatnya di daerah Belawan.
Namun, tidak semua sampah harus berakhir dengan pembakaran. Bekerjasama
dengan beberapa pemilik usaha daur ulang sampah, ada sampah tertentu yang bisa
diolah menjadi bahan jadi layak jual. Misalnya bonggol jagung, batok kelapa,
kertas Koran, plastic dan lain lain. Masalahnya, di daerah potensi banyak
sampah ini, masyarakatnya belum semua memiliki kesadaran yang baik untuk sadar
sampah sehingga perlu diadakan kegiatan yang dapat memebrikan inspirasi dan
ilmu baru tentang pengelolaan sampah dari rumah. Melalui
perbincangan dengan beberapa mitra yang peduli akan sampah ini akhirnya
tercetus keinginan mengadakan aktivitas positif dalam merayakan hari sampah
Indonesia. Saat itu, berkumpul beberapa pemilik usaha yang produknya berasal
dari sampah untuk menunjukkan sekaligus mengedukasi masyarakat bahwa sampah
juga bisa go internasional, sampah juga bisa menghasilkan uang.
Maka,
diadakanlah kelas workshop dengan materi sebagai berikut :
- Mengolah koran bekas menjadi
hiasan layak jual dibawakan oleh Bpk. Faisal Walad, owner J-art sekaligus pemrakarsa kegiatan ini.
Selama ini, koran bekas biasanya
berakhir di tempat sampah atau tempat penampungan barang bekas. Namun, bagi
J-Art, yang menjadi fasilitator pelatihan yang sudah menjalani bisnis aneka
hiasan dari koran bekas banyak hal yang bisa dilakukan dengan sampah jenis ini.
Seperti asbak, gantungan kunci, miniature pakaian adat, keranjang dan produk
lainnya. Dengan diberikannya pengetahuan tentang menghasilkan berbagai produk
dari koran bekas ini, diharapkan peserta mendapatkan inspirasi untuk memulai
memberdayakan sampah di rumahnya masing masing.
- Mengolah bonggol jagung menjadi kerajinan layak ekspor.
Sebagaimana kita ketahui bahwa
jagung dapat diolah menjadi berbagai produk untuk dikonsumsi. Maka dari itu, wajar jika kita dengan sangat
mudah menemukan sampah jagung dimana-mana. Adalah Pak Adi, pengusaha daur ulang
tungkul jagung. Melalui tangan ajaibnya, tungkul tungkul itu bisa diubah
menjadi lampu hias. Bahkan dengan kerja kerasnya mengenalkan produknya ke
berbagai pihak, lampu hias dari tungukul jagungnya bahkan sudaah pameran di
luar negeri. Pak Adi, juga bertindak sebagai fasilitator untuk mengajarkan
bagaimana tungkul jagung bisa menjadi produk yang dapat membanggakan negara
Indonesia di luar negeri.
-
Menciptakan produk unggul dari
sampah batok kelapa
Aku mengenal Bang Anton sesaat
sebelum acara di bank Sampah lascar pelangi dimulai. Aku dan beberapa
pengunjung yang datang lebih dahulu terkagum-kagum melihat hasil produksi Bank
Anton dan tim dari batok kelapa. Ada tali pinggang, tas, hiasan dinding,
kalung, gantugan kunci, bahkan meja, tempat tisu dan lain lain. Sebuah ikat pinggang dibandrol Rp. 750.000
oleh beliau. Banyak produk lain yang dipajang saat itu.
-
Mengubah kain perca menjadi kalung
dan wadah layak jual
Selain ketiga jenis sampah
diatas, Saya ikut menginspirasi dengan memanfaatkan kain perca agar tidak
menambahi jumlah sampah yang terlanjur banyak ini. Dari berbagai literarur yang
pernah dibaca, sampah kain akan hancur dalam kurun waktu cukup lama yaitu 40
tahun. Maka kegiatan ini diangap penting juga memanfaatkan sampah kain.
Target Kegiatan
Kegiatan
ini memiliki target agar masyarakat setempat dapat lebih baik dalam menyikapi
sampah di rumahnya masing masing. Memang perlu waktu lebih banyak untuk menjaga
konsistensi dari kesadaran hidup bersih ini. Namun, kami meyakini bahwa walau
perlahan kegiatan seperti ini pasti akan menghasilkan manfaat tidak hanya bagi
masyarakat secara pribadi tapi juga buat lingkungan secara umum.
Hasil kegiatan
Peserta yang terdiri dari warga
masyarakat yang kebanyakan perempuan ini, ternyata sangat menyukai kegiatan
seperti ini dan berharap kegiatan serupa berkelanjutan. Menurut mereka,
semangat untuk konsisten hanya bisa didapat dengan berkomunitas. Di pelatihan
pertama ini barang barang hasil kerajinan peserta nbelum dapat dikatakan baik,
tapi melalui latihan yang rutin tentunya hasil maksimal akan didapat.
Jika peserta sudah mampu menghasilkan
produk yang sama kualitasnya dengan hasil karya fasilitator, tentunya barang
kerajinan produksi mereka akan dibantu pemasarannya oleh para fasilitator.
Kesimpulan dan Saran
Kegiatan mendaur ulang sampah menurut
sebahagian orang adalah hal yang membosankan akibat minimnya pengetahuan
tentang bahaya sampah itu sendiri hingga keterbatasan skill untuk melakukan
pengolahan. Namun, tidak ada yang tidak mungkin. Melalui langkah nyata untuk
tetap terus mengedukasi masyarakat, harapannya hidup minim sampah dan berupaya
tidak menciptakan sampah baru bisa menjadi budaya yang terus dibangun dalam
setiap keluarga.
Sarannya :
1. Kedepannya
mungkin akan lebih baik jika kegiatan seperti ini tidak dilakukan secara
mandiri melainkan berkolaborasi dengan para stake holder agar capaian hasilnya
bisa tepat sasaran.
2. Durasi
pelaksanaannya harus lebih rutin.
3. Phak yang
terlibat harus lebih banyak
4. Dibangun
sistem pemasaran terhadap produk barang yang sudah jadi.
1 komentar
Mantap bu siska...
BalasHapus