Lifestyle Blogger || Say No To Bullying
Februari 16, 2020
source by google |
Kasus bully dalam hidupku
Belakangan marak kembali soal kasus bullyiing di tanah air. Tadi di WAG blogger pun gak sengaja cerita bully saat sekolah. Founder komunitas merepet suruh bikin cerita bully di blog. Awalnya malas, tapi akhirnya memutuskan menceritakan soal ini. Alih -alih cerita soal ini, perasaan aku merasa pernah di bully saat
TK. Waktu itu, salah seorang perempuan yang akhirnya ketika SMA jadi model di
kota ini, bersama dua orang temannya suka membuang makanan bekalku yang
dibawain Mama dari rumah. Entah apa pasalnya, sukak kali dia buka tas bekalku,
trus mencampakkan isinya ke selokan sekolah. Waktu itu, seingatku walau heran dengan tingkahnya aku
sakit hati. Dan aku gak
berani melawan karena mereka bertiga dan aku sendirian.
Cerita ini aku bawa pulang ke rumah.
Kusampaikan pada kedua orang tuaku.
Jawaban mereka gini :
"Besok besok, kalo ada yang kekgitu balas Ka.
Dibuangnya makanan ika buang juga makanannya. Kalo gak senang dia ditepokkannya
ika, tepokkan juga dia. Sekali dipukulnya, libaskan dua kali. Kalo gegara
membela diri ika bermasalah, kita maenkan hukum rimba. Kita sentapkan rame
rame!"
Gegara perintah ini aku PD (Percaya Diri) sekali. Tapi habis di coaching di
rumah malah gak ada bully lagi di sekolah.
Waktu berlalu..
Tapi, bully-bully- an saat TK itu mengakibatkan dendam
kesumat. Sampai detik ini, bahkan aku tak ingin melihat muka perempuan
perempuan itu lagi. Aku masih ingat betul nama lengkapnya. Bagiku, mereka gak
sekedar membuang bekal sekolahku, menurutku mereka menghina perjuangan ibuku yang sudah lelah
bangun pagi menyiapkan makanan kami sebelum berangkat kerja. Dan buatku,
perbuatan menghina harus dibalas. Tapi membalas saat terjadi penghinaan. Aku
gak mau membalas ketika sedang tidak terjadi apa apa. Itu namanya gila. Sebuah
akibat harus terjadi karena sebab di saat itu juga. Kalau sudah lewat ya case close.
Akhirnya aku masuk Sekolah Dasar. Di SD, nilaiku gemilang hingga tamat.
Ekstra kurikuler juga alhamdulillah luar biasa. Tapi bukan berarti bebas bully.
Waktu itu, seorang anak laki laki suka mencaci aku dengan sebutan "Mario
kempes" karena dulu, berat badanku hanya 30 kg hahaha.. Dan panggilan itu
merembet ke kawan kawan lain. Aku sih mencoba biasa. Saat itu yang gak terima
dengan ejekan itu justru Fenty, adikku. Suatu kali, saat Yudis, anak laki laki
itu sedang mengejek ejek rame rame dengan kawannya, Fenty tiba tiba menyerang
nya, menggigit tangannya sampai berdarah, hingga kulit bersama daging lengannya
mau copot. Yudis ketakutan dan akhirnya gak lama pindah sekolah. Sejak saat
itu, kami gak pernah lagi kena bully. Betul kata papaku, di Medan ini yang
penting menang mop. Akhirnya pengalaman
masa kecil ini terbawa hingga dewasa. Perkara "yang penting memang
mop" ini aku bawa bawa kemana pun pergi.
Sampai kuliah aku jauh dari bully-an karena fokus hidupku
menciptakan karya, bikin prestasi, cari pengalaman sebanyak banyaknya, praktis
aku bergaul sama orang orang se-frekwensi. Yang memang hobinya belajar dan cari
prestasi.
Tapi semasa SMA dan kuliah, aku berjuang membela papaku,
Fenty, dan keluargaku agar bebas bully.
Buat Fenty, masa dia kuliah hingga kerja penuh bully. Yang
aku ingat aku bahkan pernah menampar kawan perempuan di kampusnya yang
menghinanya. Aku bahkan jijik nengok perempuan itu walau Fenty
sudah meninggal dunia. Hingga hari ini bahkan aku masih hafal mati siapa saja
orang orang yang pernah membully Fenty. Baik secara fisik maupun verbal. Tapi sekarang aku cuma berusaha menjauhi saja. Aku mau Fenty tenang disana.
Nenekku, juga pernah dibully tetanggaku yang preman
pengangguran. Untuk membelanya aku bahkan sampai memukul uwak uwak itu pakai palang
pintu rumah yang terbuat dari kayu jati. Urusan ini sampai ke tangan almarhum
amangboruku sepupu papa yang polisi. Karena nasehat kanan kiri akhirnya urusan
ini berujung damai Dan akibatnya mamaku membangun tembok tinggi di samping
rumah kami agar aku tidak bisa silap melampiaskan dendam. Sampai hari ini laki laki
itu masih hidup wara wiri didepan rumah, dan aku gak pernah membalas tegurannya
karena takut teringat masa lalu tetepokkan aku pulak.
Aku bahkan pernah mendampingi papa sampai ke Siantar untuk menguatkannya
saat di bully soal warisan yang gak seberapa. Waktu itu aku sampai membalikkan
meja, memecahkan gelas bahkan hampir menjambak rambut musuh papaku itu yang sekarang udah ke liang lahat.
Kali lain papa juga pernah di bully bertahun tahun oleh orang yang salah paham dengan perlakuan papa. Akibat itu, papa sampai terkena sakit kelenjar gondok aktif parah. Setengah mati kami berusaha mendukung papa sekuat tenaga agar bisa keluar dari rekanan manusia bertingkah laku iblis itu. Karena Mama menahan, aku urung membalas dendam. Kalau mama ridho, aku sudah melakukan hall hal yang pastinya gal disukai semua orang. Bahkan aku rela ngapain aja asal puas dan keluargaku tidak diganggu.
Kali lain papa juga pernah di bully bertahun tahun oleh orang yang salah paham dengan perlakuan papa. Akibat itu, papa sampai terkena sakit kelenjar gondok aktif parah. Setengah mati kami berusaha mendukung papa sekuat tenaga agar bisa keluar dari rekanan manusia bertingkah laku iblis itu. Karena Mama menahan, aku urung membalas dendam. Kalau mama ridho, aku sudah melakukan hall hal yang pastinya gal disukai semua orang. Bahkan aku rela ngapain aja asal puas dan keluargaku tidak diganggu.
Aksi bully -membully ini gak sampai disini. Keluargaku masih
banyak menerima bully aneh aneh. Dan aku, selama muluku masih bisa
membentak, tangan masih bisa jambak, kaki masih bisa menendang aku akan
melakukan apapun untuk membela keluargaku.
Ketika sudah menikah, bahkan ada segerombolan orang yang
menyerang kerumah, masih keluarga jauh, mengancam akan membakar rumah kami, beruntung saat itu
mereka lari lintang pukang akibat suami emosi dan berhasil mengusir dengan
parang hahaha..
Bully lainnya masih banyak, tapi malas bahas karena pekara receh.
Akhirnya bully yang aku terima cukup banyak justru saat kerja. Aku pernah di bully atasan yang stress terhadap dirinya sendiri, angan -angan masa lalu membuat dirinya mau tetap be number one padahal udah beda panggung sungguh mengganggu. Pernah juga kejadian saat jadi golongan minoritas di suatu divisi, mendapatkan perlakuan gak adil,
dibedakan fasilitas dengan teman beda ras berbeda, itu menyakitkan. Yang lebih
menyakitkan, bahkan aku pernah dibully mulai soal nasabah yang direbut, hingga
mempermasalahkan durasi sholat yang dianggap mengganggu jam kerja. Huft.
Tapi aku berhasil keluar dari suasana gak enak itu lagi lagi
bukan karena menjilat tapi cukup dengan menunjukkan niat baik, prestasi dan
loyalitas kerja.
Bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini bisa mengakibatkan ketidakseimbangan sosial ataupun fisik. . Sepertinya sampai dunia ini kiamat aksi seperti ini
tetap ada selama masih ada saja orang yang tak duduk imannya. Kurang bersyukur,
tidak ikhlas, tidak menerima keadaan diri sendiri, adalah sumber malapetaka ketika dewasa.
Lingkungan yang tidak kondusif juga mempengaruhi. Banyak nafsu yang tidak tercapai sepertinya merupakan kunci utama seseorang melampiaskan kelemahannya pada orang lain. Mencari kambing hitam atas kepuasan diri sendiri. Menurutkan pembully adalah orang -orang yang sakit. Dan untuk mengobati sakitnya harusnya kita tidak melakukan pembiaran terhadap prilakunya. Efek jera mungkin perlu diambil. Dan itu yang aku lakukan selama ini.
Berbekal pengalaman panjang kena bully ini, aku berupaya membuat suasana kondusif bagi perkembangan psikologis anak anakku. Aku berharap kedepan anak
anakku jadi orang yang bisa mempertahankan pendapatnya dan mampu membela
dirinya dalam kondisi apapun. Peran penting untuk kondisi ini menurutku ada
pada orang tua. Setidaknya fokus pada menciptakan suasana bahagia dan bebas intimidasi di dalam rumah, kuyakini dapat menciptakan kebiasaan baik bagi anak ankku. Semoga kami jadi orang tua yang diberi kekuatan oleh
Allah untuk mendidik anak -anak berakhlak baik.
source by google |
Amin!
#stopbullying
Daftar Istilah :
1. Menang mop : yang penting gertak duluan
2. Merepet : ngomong terus menerus
3. Tetepokkan : kena pukul
Daftar Istilah :
1. Menang mop : yang penting gertak duluan
2. Merepet : ngomong terus menerus
3. Tetepokkan : kena pukul
4. Amangboru : saudara laki laki ayah (sepupu)
5. Lintang pukang : lari kesana kesini gak beraturan
5. Lintang pukang : lari kesana kesini gak beraturan
0 komentar