Nastar Kopi dan Rencana Ekspor Mumubutikue
November 05, 2019
Bersama Instruktur dan teman sesama UKM peserta pelatihan
Ketika kemarin Saya dihubungi via
whatsapp oleh Bu Ivi, begitu kami biasa memanggilnya, tim yang menggawangi kami
ketika berkumpul sebagai wirausaha inovatif Sumatera di tahun 2016 dari Inotek
Sampoerna Foundation, dengan jelas saya menolak sambil bilang : “Waduh Bu,
produk mumubutikue gak ada yang layak ekspor lo.. Daya tahannya gak lama semua…”
Aku memang hanya concern ke produk
saja. Padahal kalau diingat kembali, ada beberapa produk yang kering dengan daya tahan 3 bulan di suhu ruang yaitu nastar kopi. Tapi Bu Ivi waktu itu bilang : “Gak papa mba.. saya daftarkan dulu,
selanjutnya akan diverifikasi oleh kemenperind jika dianggap kualified.
Hingga malam itu saya tetiba diinvite di WA Group dengan judul PEPI
(Pelatihan Penyusunan Perencanaan Ekspor Produk Industri) dilanjutkan dengan
chat salah satu peserta : “Kak, kita sekamar ya..”
Waduh, Alhamdulillah ternyata
diberi kepercayaan untuk belajar tiga hari di sini. Tapi saya terpaksa tidak
menginap karena kewajiban pagi pagi perkara bekal juragan gak bisa diwakilkan.
Instruktur Handal
Akhirnya saya mengambil kesempatan
ini. Tiga hari karantina di Four Point Hotel Jl. Gatot Subroto Medan, kami
diasuh oleh 4 (empat orang) Ibu dan Bapak yang telah memiliki pengalaman dalam
memberikan pelatihan ekspor dan mendapatkan pembelajaran dari pelatihan
pendampingan berbagai institusi Internasional, dan memiliki pengetahuan praktis
di bidang ekspor dengan komoditi beragam.
Dari beberapa pelatihan ekspor
yang kuikuti, ini satu satunya yang paling “saklek” dan gak mengenal tawar
menawar ketika latihan. Jadi selama tiga hari disini kami benar benar harus “praktek”
sampai DONE. Para coach sampai harus
mendampingi peserta yang telat membuat dokumen PEPI di restoran saat makan
siang terakhir. Buat saya, ini kereeeen.. Sebagai pengusaha, kita memang harus
senantiasa bertanggung jawab terhadap segala kewajiban dan menyepelekan sesuatu
hal adalah kebiasaan buruk yang harus diubah.
Mengapa Ekspor Penting Untuk Indonesia?
Berdasarkan neraca Ekspor
Indonesia di tahun 2018, nilai ekspor Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan
nilai impor. BPS mencatat, nilai impor Indonesia tahun 2018 tumbuh 20,15%
menjadi US$ 188,63 miliar sedangkan nilai ekspor hanya tumbuh 6,65% menjadi
US$180,06 miliar. Di tahun 2018 terjadi deficit perdagangan sebesar US$8,57
miliar. Dari data yang dikutip dari detik.com, peringkat ekspor Indonesia di
Asia urutan ke 11 bahkan urutan ini masih di bawah Vietnam dan Thailand.
Presiden RI Bapak Joko Widodo
mengatakan, “Menjaga dan sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta
mengendalikan inflasi merupakan dua kunci utama dalam mengelola ekonomi dengan
baik. Karena kita tidak mungkin mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari lompatan
pembiayaan APBD atau APBN, maka kuncinya adalah bagaimana menggenjot ekspor dan investasi “.
Menteri Keuangan RI mengatakan : “Pemerintah
ingin ekonomi tumbuh, untuk itu kita harus tumbuh dengan ekspor yang lebih
tinggi dari sebelumnya. Maka dari itu, ekspor menjadi penting sekali. Sangat penting bagi pemerintah mengupayakan
bagaimana kita bisa memacu ekspor. Namun di sisi lain juga bagaimana mengurangi
impor”.
Apa saja yang menjadi keuntungan melakukan ekspor?
Banyak keuntungan yang didapat
jika kita melakukan ekspor diantaranya :
·
Menambah devisa Negara.
·
Membuka pasar baru.
·
Memperluas pasar bagi produk lokal.
·
Mendapatkan harga jual yang lebih baik.
·
Memperluas lapangan kerja.
·
Memperoleh keuntungan yang komparatif.
·
Meningkatkan volume dan nilai penjualan.
·
Meningkatkan keuntungan usaha.
·
Mendorong pengembangan produk yang berbeda
dengan pasar domestik.
·
Meningkatkan hubungan kerjasama antar Negara dalam
perdagangan.
·
Memperkenalkan Indonesia dan produk-produknya.
Hal ini setidaknya mendorong
berbagai pihak hari ini untuk mulai meningkatkan support terhadap usaha usaha lokal agar bisa “naik kelas” dari
posisi saat ini.
Kita bisa melihat, proses perizinan sekarang relatif lebih mudah
dibandingkan negara lain. Namun kita tetap harus proaktif mencari link informasinya. Pelaku ekspor di Indonesia
bisa siapa saja tidak demikian halnya di negara lain. Bantuan pengembangan
untuk sektor ini juga mulai meningkat.
Walau sudah banyak kemudahan yang
didapat untuk menjalani proses ini, setidaknya pengusaha lokal atau pihak lain
yang berniat ekspor tentu harus benar benar mempersiapkan diri. Misalnya
penggunaan bahasa, jika di pasar domestik kita tak mengalami kendala
berkomunikasi, di pasar ekspor bahasa yang dipergunakan beragam, sehingga
kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing minimal bahasa Inggris mutlak
diperlukan. Menyikapi pasar ekspor juga harus benar benar dengan energi lebih dan
speed yang lebih kencang dibandingkan
pasar domestik karena dinamis dan sangat cepat berubah. Calon eksportir juga
harus rajin membuka akses komunikasi dengan berbagai pihak sebab cukup banyak
pihak yang terlibat dalam proses ekspor seperti : perusahaan kemasan yang
menyediakan kemasan untuk ekspor karena beberapa NTE (Negara Tujuan Ekspor)
menetapkan standarisasi khusus untuk kemasan barang yang akan mereka impor,
perusahaan transportasi, perbankan atau LKBB (Lembaga Keuangan Bukan Bank) yang
merupakan penyedia fasilitas pendanaan
dan PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang), kementrian perdagangan yang
mengeluarkan SKA (Surat Keterangan Asal Barang/COO), izin ekspor produk tertentu
dan penyedia pelatihan ekspor, Pusat Karantina pertanian, Bea Cukai, perusahaan
cargo hingga importir.
Dokumen yang dibutuhkan untuk ekspor.
Apa saja dokumen yang diperlukan
untuk ekspor?
· SKA /COO yaitu Surat Keterangan Asal barang/ Certificate of Origin.
· Phytosanitary
certificate yaitu Sertifikat produk segar/hidup dari pusat karantina.
·
PEB ialah Pemberitahuan Ekspor Barang dari bank
· AWB (Airway
Bill) adalah dokumen pengiriman barang via udara.
· BL (Ocean
Bill of Loading) yaitu dokumen pengiriman via laut.
· Invoice yaitu dokumen penagihan.
· Packing
list adalah dokumen yang memuat data data barang kiriman yang berisi jenis
barang kiriman yang berisi jenis barang, berat, ukuran dan jumlah barang.
· Shipping
Instruction Surat perintah pengapalan dari pengirim barang kepada
perusahaan freight forwarder.
·
L/C adalah Letter
of Credit (sistem pembayaran).
·
Sales
Contract yaitu kontrak penjualan dari eksportir ke importir.
1
Siklus Tahapan Ekspor
Seperti yang sudah dikemukakan di
atas, kegiatan ini menurutku sarat ilmu praktis. Segala strategi ekspor yang
selama ini di pelatihan lain hanya bersifat teoritis dan mengambang, kali ini
beda. Bahkan, salah satu pendukung kegiatan ini Sampoerna Foundation akan
memberikan apresiasi bagi 20 pengusaha yang dinilai layak dokumen PEPI nya
untuk didampingi hingga tahap ekspor beneran.
Apa saja siklus tahapan ekspor
sesuai arahan dari Kementrian Perindustrian kemarin?
Tahap 1
Tahap ini adalah tahap persiapan
termasuk membangun persepsi.
Pada tahap ini, pelaku industri
harus bisa membangun visi dan misi perusahaan serta melakukan audit terhadap
kesiapan usahanya sendiri apakah sudah mampu untuk ekspor? Kemarin saat
mengerjakan proses tahap satu ini, aku langsung melakukan komunikasi via telpon
dengan seluruh tim mumubutikue. Introspeksi diri terkait kesiapan usaha ini
tidak hanya kapasitas modal, tetapi juga
tenaga dan alat kerja. Kami langsung melakukan
diskusi kilat menyusun strateginya. Setidaknya, kami sudah mendapati target
calon tenaker yang akan kami rekrut yaitu siswa siswa di sekolah binaan kami
yang selama ini sangat baik silaturahimnya. Karena usaha ini dijalankan
hingga hari ini tetap dengan salah satu misinya
sejak awal, ingin memperkuat perekonomian keluarga perempuan perempuan single parents dan anak anak perempuan
kurang beruntung yang berpenghasilan rendah bahkan tidak berpenghasilan sama
sekali. Kenapa perempuan? Ah, perkara ini sepertinya akan kami ulas dalam
tulisan lain. Bisa 100 SKS sendiri pembahasannya hehhe..
Tahap 2
Pada tahap ini, pelaku industri
melakukan riset dan audit pilihan pasar ekspor mana yang akan dituju. Istilah kerennya
dalam ekspor impor adalah NTE (Negara Tujuan Ekspor). Untuk mengidentifikasi
benar benar pasar tujuan ekspor ini, pelaku usaha harus dapat menemukan HS Code (Harmonized System Code) yaitu
bahasa kode bersama untuk sebuah produk.
Misalnya, mumubutikue akan mengekspor produk nastar kopi, jika
ditelusuri, kita tidak akan menemukan HS Code nastar kopi secara khusus, karena
istilah setiap Negara di seluruh dunia bisa berbeda beda. Maka kami
mempergunakan HS Code “Biskuit kopi”untuk mempermudah. HS Code ini digunakan
untuk menentukan tariff bea cukai, penetapan akses masuk ke pasar, catatan
perdaganagan internasional, negosiasi perdagangan, pemantauan control barang,
dan lain lain. HS Code ini terdiri dari 10 angka dimana 4-6 angka pertama
adalah bahasa angka yang disepakati oleh World
Custom Organization (WCO) yang beranggotakan 170 negara dan berkantor di
Brussel –Belgia, 6-7 adalah angka untuk menentukan klasifikasi produk
berdasarkan bahan baku, cara proses dan bentuk fisiknya, angka 7-8 diatur oleh Asean Harmonized Tariff Nomenclature (AHTN) yang
menjelaskan tentang tariff, control dan aturan, dan angka 9-10 adalah tambahan
dari masing masing Negara. Kemarin sesuai rencana kami memilih Finlandia
sebagai NTE dikarenakan berdasarkan data yang kami dapat, Finlandia merupakan
pengkonsumsi nomor 1 dunia dimana mereka setidaknya mengkonsumsi 12 kg biji kopi
perorang pertahunnya (www.tribunnews.com)
Selain itu, masyarakatnya penyuka makanan tidak terlalu manis cenderung pahit.
Setidaknya karakter nastar kopi mendekati kebiasaan mereka ini.
Tahap 3
Pada tahap ini, pelaku industri
menentukan strategi yang akan dipilih untuk memasuki pasar ekspor.
Untuk menentukan strategi, calon
eksportir juga harus membuat analisis SWOT usaha yang dijalankan. Semakin
detail analisa yang dibuat, semakin banyak strategi yang bisa dilakukan.
Tahap 4
Pada tahap ini pelaku industri
diminta untuk mengidentifikasi cara memasarkan produk di pasar ekspor dengan
melakukan penyusunan PEPI. Nah, di tahap inilah kemarin peserta yang kepalanya
sudah berasap selama tiga hari di karantina menjadi makin hoyong hahahahha…
Unique Selling Proposition (USP) untuk membedakan produk kita
dengan produk pesaing juga gak mudah untuk menemukannya. Namun, jika factor pembeda ini sudah
ditemukan, maka sebuah akan menjadi special dan bertahan lama.
Mata semakin sepet, kepala agak panas karena hingga larut malam kami masih harus
berselancar di dunia maya mantengin
Market access Map dari ITC, Trade Map, The World Factbook CIA, dan lain lain.. Kemampuan analisa PESTLE juga hal baru terutama buat saya. Analisa PESTLE
adalah suatu teknik dalam manajemen strategis yang digunakan untuk melihat factor
lingkungan luar bisnis yang berpengaruh terhadap suatu hal seperti perusahaan,
proyek, masalah, dan lain lain. Faktor ini meliputi bidang Politik, Ekonomi,
Sosial, Teknologi, Hukum dan Lingkungan. Proses ini ditutup dengan menentukan
anggaran biaya yang harus disiapkan untuk seluruh rangkaian aktivitas ekspor
sekaligus periode waktu yang dibutuhkan.
Gak mudah memang, terutama buat
emak emak dengan anak menuju akil baligh yang butuh perhatian penuh. Selain itu,
mumubutikue juga sedang memasuki fase bertahan sambil merangkak di tahap ketiga
proses naik turunnya sambil berdarah darah pasca ditinggal wafat pendukung
belakang layar owner nya. Namuh, tiga
hari penuh drama dan sarat ilmu ini, saya yakini sebagai penguat perjalanan
usaha ini dan modal untuk “naik kelas” yang gak bisa dibeli dengan uang.
Semoga ada kabar baik yang
didapat dari proses ini, semoga semua staff pengajar dan pendamping kegiatan
ini diberkahi oleh Allah Yang Maha Pember Rezeki. Amin.
Akhirnya pelatihan selesai |
Sumber bacaan : Modul Pelatihan Penyusunan Perencanaan Ekspor Produk Industri Kementrian Perindustrian RI
26 komentar
MasyaAllah Tabarakallahu.
BalasHapusSemoga lancar ya kak ek..
Pantesan aja update status nya pusing kali pas ikut pelatihan itu ya..
Tapi memang marvelous lah encik mumu ini..
semoga semakin maju mumu butikue ya kak, Aamiin
aminnn makasi icha supportnya... namanya mak mamak gak pelatihan aja peninggggg wakakaka
HapusMasyaAllah tabarakkallah.. keren..keren.. keren abis. Go internasional nih produk mumubutikue ini. MOga lancar ya kak.
BalasHapusmkasi bu dyahhhhh sukses elalu juga tulisan kerennyaaa
HapusMantap x ya Kak Siska,, memberdayakan perekonomian perempuan² single parent dan anak² perempuan kurang beruntung. Btw, menerima kerjasama pengabdian masyarakat gak Kak? Kl iya biar buat program kemitraan masyarakat dg Mumubutikue ini.
BalasHapuswihhhh dilamar sama dosen keren kek bu mia ini siapalaaaah yang nolak...
HapusItu judulnya kok ada uhik-uhuknya?
BalasHapusSalfok awak.
Tapi hebat kali mamak saffa dan ammar ni, maennya dah ekspor aja.
Nanti klo meeting ke luar negeri ajak awak ya hihi
mahal bayar translaternya awak pakek google translate ajalah kak hehehe
HapusMasyaAllah kaka, go internesyenel nih Mumubutikue 😍
BalasHapusmohon doanya ya mba zeeee
HapusMantap kk, semoga dengan ikut pelatihan ini rencana bisnis kue ke depannya semakin lancar ya
BalasHapusaminnnn
Hapusalhamdulillah mumubutikue goes to aboard
BalasHapusalhamdulillahhhh makasi elsa
HapusWah, sebelum komen ttg go internasional, awak mau ucapin barakallah ya kak,semoga berkah dan semakin bermanfaat lebih luas.
BalasHapusSepanjang mengikuti proses ini kalo pengalaman kk,untuk perizinan dan administratif lain bagi UKM apakah dipermudah kak?
gak terlalu mudah juga sis mungkin karena sosialisasinya kurang ... semoga kedepan semakin mudah yaaa.. makasi adekkuuuu tetanggakuuuu
HapusMantap kk semoga berkah dan mumubutikue semakin jaya dan terus berkembang sampai kancah internasional
BalasHapusmakasi bang...
HapusUhuk uhuk keren banget sihh ini juragan kopi,
BalasHapusJadi inget pas seminar Femina itu dipaparkan data impor yang lebih tinggi dari ekspor,
Karena banyak gak berani pengusahanya dan juga males belajarnya, males ngikuti prosesnya yg panjang wkwk
Biasalah emak emak ya kak bercabang pikirannya...
Sukses kak siskaa untuk proses ekspor nya biar ntr bisa bagi ilmunya 😍
siyappppp insyaallah
HapusWih...dah mau ekspor ya...masya Allah tabarakallah...akak doain lancar jaya ya
BalasHapusAkak dah rasain nastar kopinya unik...keren beud ...unik jarang ada...
Dah cocokla kalau di ekspor
aminn makasi akak
HapusKeren ilmunya kak. Memang kalo kita mau fokus dan bisa ekspor, akan jadi keuntungan sendiri lho buat produk kita. Dv blom pesen nastar kopi nya. Mudah-mudahan bisa pesen sebelum diekspor, wkwk
BalasHapusudah ekspor pun kan masih bisa dipesan buk devhahahah
Hapusmumu mutikue semakin membahana ya kak sis. awak belom dapat nyobain testernya nastar kopinya lah kak sis. pas kopdar mau lah kak. ya kak ya? hehehe
BalasHapustesterrrrr ya LR hahaha
BalasHapus