Peringatan Hari Sampah Nasional di Kota Paling Kotor di Indonesia???
Februari 21, 2019
foto ilustrasi, diambil di pematang siantar oleh penulis |
Mengapa ada hari Sampah Nasional?
14 tahun lalu, tepatnya 21
Februari 2005 terjadi longsor di tempat pembuangan akhir sampah Leuwigajah,
Cimahi, bandung Jawa Barat dan menewaskan 143 orang akibat terkubur sampah. 137
rumah disana tertimbun longsoran sampah setinggi 3 meter. Ditambah lagi ribuan
ton kubik sampah mengubur lahan pertanian dan kebun warga kampung Pojok,
Cimahi. Inilah peristiwa yang menjadi cikal bakal ditetapkannya di tanggal
tersebut sebagai hari sampah Nasional.
Pagi ini, kami, saya berdua suami
membahas timeline yang berisi
ungkapan, ucapan dan euphoria Hari Sampah
Nasional. Betapa di negara Indonesia Raya ini terlalu banyak perayaan dan
peringatan. Setiap momentum ingin dirayakan. Bahkan aktivitas memotong kotoran
di alat kelamin aja dirayakan besar besaran di negara ini. Tapi sepertinya
berbanding terbalik dengan esensinya.
Satu hari saja kita sibuk dengan
kegembiraan dan beraktivitas dengan sampah, selanjutnya apa?
Tamparan kemarin
Kota Medan baru saja dinobatkan sebagai kota paling
kotor di Indonesia kategori kota metropolitan versi Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK). Dirjen Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK mengatakan predikat ini diberikan
saat penilaian program adipura periode 2017-2018. Pada periode ini penilaian
dilakukan pada 369 kabupaten /kota se Indonesia. Hal ini berdasarkan penilaian
yang mencakup penilaian fisik dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dimana kota
kota yang dinilai jelek tersebut melakukan open
dumping (pembuangan terbuka), ada yang belum membuat kebijakan dan strategi
nasional tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga, termasuk juga komitmen yang kurang, anggaran yang juga kurang
serta partisipasi publik yang kurang. Di Medan, jumlah produksi sampah mencapai
2000 ton perhari.
Kami di rumah, cukup concern dengan poin “partisipasi publik
yang kurang”. Menyoal kurangnya
partisipasi publik di kota Medan ini sepertinya juga terjadi untuk hal hal lain
selain sampah. Ini cukup bagi kami untuk introspeksi diri sudah sebaik apa kami
memperlakukan sampah di rumah dan bagaimana kami berprilaku terhadap sampah di
luar rumah. Hal hal lain yang merupakan tugas dan tanggung jawab pihak
berwenang, biarlah menjadi amal ibadah bagi mereka yang mengerjakan tugasnya
dan sebaliknya rasakan pula lah azabnya nanti pada hari pertanggungjawaban jika
tak dikerjakan sebagaimana mestinya.
Kebersihan adalah Sebahagian dari
Iman.
Saya menyikapi kalimat ini sangat
serius. Bagi saya, rajin nyampah ya
kurang iman. Biar kami punya semangat bersih dari rumah, agar anak anak kami
juga tertular. Kami meyakini, semuanya bermuara dari rumah. Pinomat, sebagai emak ayah, kami gak
makan gaji buta di hadapan Allah. Semua ajaran dalam Islam sendiri sudah
mengajarkan banyak hal perkara bersih dan kebersihan. Wudhu dan thaharah,
istinja dengan baik dan sesuai aturan, kunci diterima nya ibadah seorang hamba
dihadapan pencipta-Nya. Kalau hal ini
saja diresapi sebaik baiknya tentu kita tak terjebak masalah sampah hari ini.
Apalagi jika kita benar benar memantapkan diri dengan hal hal bersih lain yang
merupakan anjuran agama.
Rasulullah pernah bersabda, “Ketika
seorang laki laki sedang berjalan di jalan, ia menemukan dahan berduri, maka ia
mengambilnya (karena mengganggunya), lalu Allah SWT berterima kasih kepadanya
dan mengampuni dosanya.” (HR Bukhari).
Bayangkan, begitu sederhananya
memperoleh ampunan dan pahala, tapi kita kerap mengabaikan hal hal simple padahal hal kecil boleh jadi
sumber malapetaka besar.
Pembiasaan kebiasaan.
Berhentilah muluk muluk. Jika
perayaan dianggap penting, jadikanlah itu momentum perbaikan diri masing
masing. Betapa malunya kita, hari ini kita meriah merayakan hari sampah, eh,
besok kita buang sampah di jalanan. Betapa
tak patutnya ketika kita hari ini gembar gembor ngaplot, eh, besoknya kita
sekedar nge-flush hasil buang hajat
di toilet umum aja enggan. Betapa anehnya kita, ketika hari ini kita
menciptakan berbagai macam euphoria dengan
ide brilian yang tertangkap kamera berbagai media, eh, tahun depan masih jadi
kota paling kotor juga..
Hufttt… muluk muluk yang sama sekali tak indah.
Alangkah indahnya jika kita tak
lagi menyaksikan ada mobil mewah yang buang sampah permen keluar jendela di
jalan protokol, alangkah indahnya jika kita sama sama belajar dengan anak kita,
keluarga kita, bagaimana menahan diri untuk membuang sampah sembarangan. Betapa indahnya jika kita ikut merawat
fasilitas publik semacam tempat sampah dengan tidak mencurinya kemudian dijual,
alangkah indahnya jika kita mampu mengawasi diri sendiri dan anak anak kita
untuk tidak buang tissue dan tutup
botol sembarangan. Alangkah indahnya
jika kita bisa menahan diri tak membuang puntung rokok sembarangan.
Alangkah indahnya jika kita
membuat perayaan yang diiringi dengan perbaikan. Tak apa tak langsung signifikan,
minimal diupayakan semampunya. Butuh konsistensi untuk membiasakan diri
terhadap hal hal yang tak biasa dilakukan. Paling enggak kita tak abai.
Hal kecil dari rumah.
hasil karya sederhana dari sampah bersama anak anak dirumah |
Kami sekeluarga juga belum sampai
pada tahap konsisten melakukan daur ulang sampah. Kami juga belum sampai pada
tahap rumah minim sampah. Minimnya pengetahuan soal ini dan memiliki usaha
kuliner yang tiap hari nguprek dapur adalah penyebab utamanya. Ketika anak
anak masih usia balita, saya menyikapi sampah kotak susu dan aneka kardus
dengan membuat mainan dari barang tersebut. Saya juga membuat tas belanja
pribadi dan beberapa barang lain dari bekas kemasan tepung dan deterjen. Belakangan,
saya khawatir menimbulkan sampah baru di rumah, akhirnya berbagai bekas kemasan
dijual ke penampungnya dan sebahagian dijadikan alat praktek wirausaha bersama
mahasiswa di kampus. Bekas bekas botol, saya jadikan hiasan rumah ala ala shabbychic dan dijual pada beberapa kali
pameran wirausaha. Masih newbie. Tapi
saya berusaha serius agar anak anak juga terkondisi ikut menjaga sampah. Anak
anak juga kami awasi untuk tidak “nyampah”
baik di rumah maupun diluar rumah. Saat ini, mereka terbiasa membawa pulang
bekas permen dan sampah lain di tasnya untuk kemudian dibuang pada tempatnya
jika mereka tidak menemukan tong sampah di luar rumah. Kami juga menanamkan
kebiasaan memungut sampah di jalan atau dimanapun jika menemukannya dan
memasukkannya ke tempat semestinya. Bagi kami, pembiasaan ini akhirnya akan
mengembangkan sikap peduli pada lingkungan. Konsisten mengawasi dengan ketat
anak anak disiplin meletakkan sesuatu pada tempatnya juga saya yakini
berpengaruh pada nafsu melakukan berbagai hal secara sembarangan. Letakkan piring
di rak piring, tempatkan sepatu di rak sepatu, bukan meja makan adalah contoh
contoh kecil yang juga dapat mempengaruhi budaya beres dan bersih pada anak
anak yang pada akhirnya menjadi kebiasaan hingga dewasa.
Di rumah, mereka juga diberikan
tanggung jawab membuang sampah setiap pagi pada tempatnya untuk kemudian
dijemput oleh petugas pengutip sampah. Belakangan saya mulai menerapkan bawa
tempat bekal dan botol minum kemanapun pergi juga membawa wadah belanja jika ke
pasar. NIatnya ingin mengurangi asupan plastik. Saya juga berupaya membawa
kantongan sendiri jika sedang belanja bulanan di supermarket.
Masih begitu sederhana. Kadang juga
menghasilkan tertawaan dan ejekan dari pedagang di pasar, tapi begitulah memang
jika kita sedang hendak memulai. Ada saja cobaannya yang kadang jika gak kuat
membuat urung membuat perbaikan. Kesadaran memang sulit didapat jika tak
dibiasakan. Kebaikan akan payah dilakukan jika minim pengawasan. Tapi kami,
sedang berupaya keras saling mengingatkan dan saling mengawasi demi sebuah
perubahan. Ini bukan janji, tapi lebih kepada komitmen. Kami tak punya kekuatan
untuk mengubah predikat kota medan jadi kota terbersih di Indonesia, tapi
setidaknya kami sedang berusaha memperkuat diri dari rumah untuk belajar bersih
di hadapan Allah karena Allah.
Seringkali kita dengar : “katakanlah
walau satu ayat”
Betapa serunya jika akhirnya
ditambah dengan : “lakukanlah perbaikan walau satu ayat”
Semua berawal dari hal kecil dan
mengurangi kata “tak sempat”. Semoga kita masih diberi kesempatan untuk
melakukan hal hal baik.
Kalau sahabat pembaca, sampah sampah di rumahnya pada dikemanain ya?? trus, biar rumah minim sampah agar tak menjadi penyumbang produksi sampah di kota luar biasa ini bagaimana yaa?
yang berkenan memberikan masukan, saya haturkan terima kasih yaaa...
video diambil saat perjalanan ke daerah Belawan, kota Medan
sumber bacaan : -csrpdambogor.blogspot.com
-medanbisnisdaily
23 komentar
Keren ya kak..
BalasHapusUdah membiasakan daur ulang..
Kami masih main buang ke tong aja. Nti diambil tukang sampah 2 hari sekali.
Jadi teringat pula, bulan lalu melewati rumah horangkaya di Komplek pondok surya.
Samping depan rumahnya ada tempat sampah.
Awak pikir sekadar tempat drop in drop out buat tukang sampah biar mudah ngambil, rupanya itu dibiarkan penuh trus dibakarnya.
Kalo awak jadi tetangganya, awak suruh hirup sendiri dia Asap sampahnya.
Gak Sampe 50 ribu sebulan utk bayar tukang sampah, kok kesannya miskin kali..
malah bikin dosa Ngasih tetangga asap hasil polusi.
Subhanallah.. ngeri ngeri Sedap ya ca.. mudah mudahan Kita dapat jalan belajar meminimalisir sampah sampah Kita yaaaa
BalasHapusKeren ya kak....
BalasHapusBelum tahap daur ulang...anak2 dirumah mulai sukak belajar daur ulang. Si nay kami, botol plastik dah dibuat t4 pinsil, ttutupnya utk bunga, nimbun sampah organik biar jd pupuk ktnya. Emaknya sok sibuk, pententengan blm bisa mengarahkannya 😥.
Klo dikerjaan bapaknya ada motto "Gerappah" dan "G.C.L" km adop di rumah. Gerappah=gerakan peduli pungut sampah dan g.c.l =green, clean,learning.
Sangat bermanfaat tulisan kk, Makasih ya kak nambah wawasan 😊😍
Ternyata aku berhasil mengajarimu..hmm
HapusHehehe.. Makasi yo suami..
HapusKalau memanfaat barang-barang bekas udah dilakukan walaupun nggk semuanya ka dibuat prakarya atau jadi bahan untuk belajar.
BalasHapusTapi kalau sampah masih blm dipisahkan ka, blm mulai meminimkan sampah nih di rumah...hiks
jadi note bergaris tebal juga nih tulisan Ika, kapan lagi mulai belajar zerro waste.
Iya kak belum juga kami Zero waste waste.. Kagum liat kawan kawan sudah jalan yaaa
HapusKami pun blm pande daur ulang 😣
BalasHapusKami baru bisa meminimalisasi sampah saja hiks..
Semoga kedepannya kami juga bisa ke tahap bisa daur ulang...
Amin ya bu.. Semoga ada jalan belajar lagi buat kita ya buu
HapusJagan sampai kota Padangsidimpuan dapat julukan sama kayak Medan 😂😂
BalasHapusWaaah asal marga saya itu mestinya keren selalu yaa hehee
HapusKalau saya sih cukup pande2 milah barang2 sampah yg bisa jadi duit alias di botot kan kak ahahahahaha semak bnyk printilan dirumah kak e
BalasHapusSungguh entrepreunuer sejati ya buk eci... Pintar membaca peluang.. Kira kira di rumah tetangga ada yang bisa dijadikan duit jugag gak hahaha
BalasHapusSedih kali emang kak waktu dengan kota medan jd kota terkotor. Tp mau gmn lg, emang rasanya ya layak jg diganjar kayak gt ckck
BalasHapusKalau d rumah, sampah2 dapur yg basah (organik) pasti aku pisahin sama sampah2 plastik atau yg anorganik. Yg sampah organik aku buang di tempat khusus di tanah samping rumah, jd biar dia memuai sendiri dan nggk membusuk (belatung), krn nggk bercampur sama sampah plastik.
Kalau sampah anorganik sih biasa dibakar. Kalau sampah2 botol kaca atau barang2 yg nggk dipakai, biasa kasih ke tukang botot yg sering lewat haha
sebetulnya pengen belajar mendaur ulang yang bener, soal sampah ini tapi belum ada jalannya..
HapusMengurangi sampah di rumah dengan... hanya beli baju, make up, dan barang-barang pribadi seperlunya. Nggak usah beli hanya karena lucu. Kalau soal makanan, mending beli bahan segar karena tidak banyak sampah. Tapi saya bermasalah dengan shampo, karena sampai sekarang saya belum pernah lihat refill untuk shampo. Kalau sabun mandi sih banyak. Ada yang tahu gak, refill shampo?
BalasHapusiya belum pernah tau ada shampo yang kemasan refill.. blom ada kayaknya bu
HapusBaca begini sebenarnya aku malu.. masih sering nyampah walaupun gak sembarangan tapi kan hiks.. dengan adanya gerakan zero waste aku blm bs menerapkannya 😥
BalasHapusmudah mudahan dipermudah Allah langkah kita yaaaa
HapusLove it kak. Suka dengan kebiasaan menjaga kebiasaan dari rumahnya. Plus ide2 recycle nya.. Ntap. Mau sharing lah awak. Buat belajar.
BalasHapusrasanya kurang waktu mar buat ini.. padahal sukak kalipun pekara recycling ini.. yokla cucok dipadukan dengan paper quilling yak
HapusWah, langsung action ya Mbak, emang benar sih daripada koar-koar diluar sana tentang sampah mendingan langsung mulai apa yang bisa kita lakukan dari rumah untuk mengurangi limbah sampah
BalasHapusiyaa.. lebih lelah menyalahkan orang lain daripada langsung berbuat walau kecil..
Hapus